PENDAHULUAN
Daging ayam dikenal
memiliki kandungan gizi yang cukup baik karena mengandung protein, air,
mineral, dan vitamin. Selain itu, daging ayam memiliki rasa dan aroma yang enak
dan disukai banyak orang sehingga daging ayam dapat diolah menjadi berbagai
macam olahan makanan. Nilai manfaat daging meningkat dngan dimasa, digoreng,
disate, diasap dan diolah menjadi produk lain yang menarik antara lain sosis,
nugget, bakso, abon dan lain-lain.
Bakso adalah bahan
pangan yang terbuat daging sebagai bahan utama, baik daging sapi, daging ayam
maupun ikan. Bakso merupakan daging yang telah dihaluskan dan dicampur dengan
bahan tambahan lain serta bumbu-bumbu sehingga bakso menjadi lebih lezat.
Umumnya bakso dibentuk menjadi bulatan-bulatan menyerupai bola. Cita rasa bakso
yang lezat dan tekstur yang kenyal menjadikan bakso disukai anak-anak hingga
orang dewasa. Bakso umumnya diolah menjadi beragam hidangan, seperti bakso
kuah, bakso panggang, sate bakso, tumis bakso dan beragam hidangan bakso
lainnya.
Dalam pembuatan bakso
biasanya ditambahkan bahan pengisi berupa tepung, digunakan dalam industri
makanan sebagai pengikat air adonan. Diketahui bahwa kandungan pati pada
berbagai bahan berbeda-beda satu sama lain, baik dari segi jumlah pati maupun
komponen amilosa dan amilopektinnya.
Tepung yang biasa
digunakan dalam pembuatan bakso adalah tepung tapioca. Tepung tapioca memiliki
tingkat elastisitas dan karbohidrat yang tinggi. Pada proses pengolahan bakso
sering ditambah Bahan Tambahan Makanan (BTM) tertentu, antara lain STTP,
karagenan, putih telur (albumen) dan soda kue yang berfungsi sebagai bahan
pengenyal. Putih telur merupakan bahan pengenyal yang alami, sedangkan soda kue
merupakan bahan pengenyal sintesis yang diizinkan. Putih telur mengandung
jumlah protein yang tinggi dan kalau dipanaskan akan menggumpal, membentukgel
dan mengkompakkan daging. Soda kue bila dipanaskan , asamnya akan bereaksi dan
membentuk garam, air dan gas yang akan menyebabkan mengembangnya bahan.
Penelitian ini
bertujuan untuk menganalisis keuangan pada penjualan bakso mas Heru di Jln.
Iskandar Muda, Kp. Jawa Lama, kota Lhokseumawe.
Adapun manfaat
penelitian ini adalah sebagai bahan pertimbangan dan masukan dalam menganalisis
kelayakan usaha yang telah dijalankan dari aspek teknologi, aspek pemasaran,
aspek hukum, aspek social-ekonomi, dan aspek keuangan. Sedangkan bagi penulis,
penelitian ini dijadikan sebagai wawasan dalam bidang studi kelayakan bisnis.
METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian ini
berlangsung selama 1 bulan yaitu bulan Desember 2016, dari persiapan sampai
penyusunan laporan hasil penelitian. Penelitian dilakukan di Usaha Bakso mas
Heru di Jln. Iskandar Muda Kp. Jawa Lama kota Lhokseumawe.
Metode Pengumpulan Data
Metode penelitian ini
menggunakan metode survey, pengamatan langsung, dan wawancara dengan responden
(pemilik usaha). Data yang dikumpulkan meliputi data primer dan data sekunder.
Data primer diperoleh dengan cara wawancara langsung kepada pemilik usaha,
yaitu Mas Heru dengan menggunakan daftar pertanyaan dan pengamatan langsung
ketempat usaha. Untuk data sekunder diperoleh dari buku, jurnal ilmiah, dan
internet.
Metode Pengambilan
Sampel
Penelitian ini
menggunakan metode studi kasus pada Usaha Bakso karena ini adalah salah satu
kuliner yang sangat diminati banyak orang, baik dari kalangan anak-anak maupun
orang dewasa yang ada di kota Lhokseumawe.
Konsep Pengukuran
Variabel
Variabel-variabel yang akan diukur dalam
penelitian adalah sebagai berikut:
1. Aspek
teknis dan produksi, yaitu:
a. Lokasi
usaha
b. Proses
produksi
c. Tenaga
kerja
d. Proses
penjualan
2. Aspek
manajemen dan sumber daya manusia (SDM), yaitu aspek yang digunakam untuk
mengelola dan melatih tenaga kerja dalam usaha ini.
3. Aspek
hukum, yaitu aspek yang digunakan untuk melihat kelayakan usaha dari segi
perizinan oleh pemerintah setempat.
4. Aspek
sosial dan ekonomi, untuk melihat apakah
usaha ini dapat diterima dengan tidak menimbulkan keresahan bagi masyarakat
sekitar.
5. Aspek
dampak lingkungan, untuk mengetahui dampak lingkungan seperti pencemaran yang
ditimbulkan bagi lingkungan dari usaha yang dijalankan.
6. Aspek
pemasaran, yaitu aspek yang meliputi produk, tempat, harga, dan promosi.
7. Aspek
finansial, yaitu aspek yang digunakan untuk mengetahui kelayakan dari usaha ini
berdasarkan pada beberapa biaya sebagai berikut:
a. Penerimaan/Inflow
(Rp/tahun)
b. Pengeluaran/Outflow(Rp/tahun)
Metode
Analisis Data
Untuk
menganalisis kelayakan dalam penelitian ini menggunakan analisis kelayakan
investasi, yaitu:
a.
Net
Present Value (NPV)

Dimana:

I :
discount factor
N : tahun
(waktu)
kriteria perhitungan NPV:
Jika NPV > 0,
maka usaha layak untuk dijalankan.
Jika NPV < 0,
maka usaha tidak layak untuk dijalankan.
b.
Internal
Rate of Return (IRR)

Dimana:




Kriteria perhitungan IRR:
Jika IRR > discount rate yang telah
ditentukan, maka usaha layak dijalankan.
Jika IRR < discount rate yang telah
ditentukan, maka usaha tidak layak dijalankan.
c.
Net
Benefit/Cost (Net B/C)




Dimana:


Kriteria perhitungan Net
B/C:
Jika Net B/C > 1,
maka usaha layak untuk dijalankan.
Jika Net B/C < 1,
maka usaha tidak layak untuk dijalankan.
HASIL
DAN PEMBAHASAN
1.
Gambaran
Umum Usaha
Usaha
bakso Mas Heru adalah usaha yang bergerak pada bidang kuliner yang menjual
produk berupa bakso. Usaha ini diliris oleh Mas Heru dan istrinya. Pada tahun
2005 Mas heru hanya berjualan bakso gerobak dikantin SMP NEGERI 1 LHOKSEUMAWE.
Kemudian pada tahun 2015, Mas Heru pindah lokasi penjualan. Saat ini lokasi penjualan
bakso Mas Heru adalah di Jln. Iskandar Muda Kp. Jawa Lama Lhokseumawe. Pada
lokasi tersebut bakso Mas Heru berkembang sangat pesat. Jumlah penjualan pun semakin
meningkat mencapai ± Rp 5.000.000 setiap bulannya. Hal ini dikarenakan lokasi
yang ditempati merupakan daerah yang cukup ramai dan berada ditepi jalan raya.
2.
Aspek
Teknis dan Produksi
Aspek teknis dan produksi yang diteliti meliputi
lokasi usaha, proses produksi, tenaga
kerja, dan proses penjualan dari bakso Mas Heru.
a.
Lokasi
Usaha
Lokasi usaha cukup strategis seperti keamanan, dekat
dengan bahan baku pembuatan bakso, serta tidak rawan banjir.
b. Proses Produksi
Proses produksi yang dilakukan oleh Mas Heru
menitikberatkan pada produksi bahan-bahan pelengkap atau pun bahan penyusun
untuk produk akhirnya nanti. Bahan-bahan yang diproduksi berupa produk-produk
seperti bakso , bakso telur, dan bakso tahu. Bahan-bahan pelengkap yang
diproduksi berupa olahan potongan ayam, sambal, kecap, dan beberapa bahan
tambahan lainnya.
Dalam proses ini mencakup mengenai pemenuhan bahan
bahan baku yang digunakan, semua bahan baku yang digunakan didapat dari pasar
yang berjarak cukup dekat dari lokasi produksi.intesitas pembelian bahan bahan
baku ini dilakukan berbeda-beda untuk setiap jenisnya, ada beberapa bahan yang
harus dibeli setiap hari dan ada juga yang dibeli seminggu sekali. Bahan yang
dibeli setiap hari berupa tahu, daun sop, dan bumbu karena dibutuhkan dalam
kondisi segar. Untuk pembelian bahan seperti daging ayam dilakukan beberapa
hari sekali karena untuk produksi biasanya dilakukan untuk memenuhi kebutuhan
beberapa hari.
c. Tenaga Kerja
Tenaga kerja yang digunakan untuk penjualan bakso
berjumlah 4 orang. Tenaga kerja ini dibagi menjadi 2 bagian, yaitu tenaga kerja
tetap berjumlah 2 orang dan tenga kerja tidak tetap berjumlah 2 orang.
d.
Proses
Penjualan
Proses penjualan yang dimaksud dalam hal ini yaitu
proses bahan baku yang dihasilkan dari proses produksi untuk sampai pada
konsumen. Bahan-bahan baku yang dihasilkan dari proses produksi selanjutnya
akan dibawa oleh pekerja penjualan untuk sampai dilokasi kios. Jam operasional
penjualan di kios yaitu pukul 10:00-16:00 WIB setiap harinya. Dilokasi kios ini
pekerja penjualan akan mengolah bahan yang ada untuk menjadi produk yang diinginkan
oleh konsumen.
3. Aspek Manajemen dan SDM
Sifat manajemen bersifat manajemen terbuka (open
manajemen). Tenaga kerja atau pegawai merupakan salah satu faktor penting dalam
suatu usaha terlebih bagi usaha yang melakukan penjualan secara langsung
seperti usaha bakso Mas Heru. Bakso Mas Heru memiliki 4 orang pegawai.
4. Aspek Hukum
Analisis aspek hukum ini dimaksudkan untuk
mengetahui apakah suatu usaha diyakini layak dilihat dari sisi legalitasnya.
Usaha bakso Mas Heru ini termasuk dalam jenis usaha mikro kecil dan menengah.
Usaha ini juga termasuk dalam bentuk usaha perseorangan yang seluruh modalnya
ditanggung oleh pemilik usaha. Dalam hal ini pemilik usaha juga merupakan
pimpinan struktural dalam usaha bakso Mas Heru.
Usaha bakso Mas Heru belum memiliki legalitas dari
sisi hukum, dikarenakan belum memiliki ijin usaha yang dibutuhkan untuk usaha
mikro, kecil, dan menengah. Hal ini dikarenakan pemilik belum merasa harus
mengurus perijinan usaha. Berdasarkan hal tersebut maka usaha ini memiliki
resiko pada aspek hukum karena belum memiliki surat izin usaha.
5. Aspek Sosial dan Ekonomi
Dalam aspek ekonomi dan social akan dilihat seberapa
besar dampak yang dihasilkan dari usaha ini terhadap kehidupan ekonomi dan
sosial bagi lingkungan sekitar usaha ini berada. Dilihat dari aspek ekonomi,
dengan adanya usaha bakso Mas Heru ini dapat meningkatkan jumlah pendapatan
baik bagi pemilik usaha maupun masyarakat sekitar dalam hal ini para pekerja
serta bagi pemerintah daerah. Dilihat dari aspek sosial, dengan adanya usaha
bakso Mas Heru ini akan membuka peluang kesempatan kerja dan dapat menyerap
sejumlah tenaga kerja dari masyarakat sekitar, sehingga secara tidak
langsungusaha ini mengurangi jumlah pengangguran didaerah tersebut.
Seiring dengan perkembangan usaha bakso Mas Heru
dengan meningkatnya skala usaha ini akan meningkat pula manfaat usaha ini pada
aspek social dan ekonomi pada masa yang akan datang. Walaupun saat ini usaha
bakso Mas Heru masih dalam skala yang cukup kecil akan tetapi sudah dapat
dirasakan dengan jelas manfaat positif pada aspek ekonomi dan social terutama
bagi para pegawainya.
6.
Aspek
Dampak Lingkungan
Pada beberapa usaha tertentu aspek lingkungan
merupakan aspek yang paling penting untuk dianalisis, biasanya pada usaha-usaha
yang menghasilkan limbah yang cukup tinggi dan berbahaya bagi lingkungan. Pada
usaha bakso Mas Heru limbah yang dihasilkan merupakan limbah dari sisa proses
produksi dan limbah dari proses penjualan. Usaha ini tidak menghasilkan limbah berbahaya
seperti bahan kimia dan lain-lain. Limbah yang dihasilkan serupa dengan limbah
rumah tangga pada umumnya.limbah yang dihasilkan dari pembersihan dan
pengelohan bahan dibuang melalui saluran pembuangan yang tersedia. Sedangkan
limbah yang berupa sampah dari proses produksi akan dikumpul ditempat sampah
yang selanjutnya akan dibuang ke tempat pembuangan sampah umum setiap harinya.
7.
Aspek
Pemasaran
Aspek pemasaran yang diteliti meliputi bauran
pemasaran yaitu 4P: produk (product), tempat (place), harga (price), dan
promosi (promotion).
a.
Produk
(Product)
Pada dasarnya produk yang dijual pada usaha ini
adalah bakso. Satu mangkok bakso ini terdiri dari olahan mie kuning dan mie
putih yang dicampur dengan potongan ayam. Sebagai pelengkap bakso ini juga
disediakan bakso tahu, bakso telur, dan kerupuk. Produk pelengkap tersebut
dapat dikombinasikan sesuai dengan keinginan konsumen. Adapun jenis produk dan
kombinasinya antara lain, mie ayam original, mie bakso ayam, mie bakso, mie
bakso tahu, mie ayam bakso tahu, mie ayam bakso telur, mie bakso telur, dan mie
ayam bakso komplit.
b.
Harga
(Price)
Daftar harga
produk pada bakso Mas Heru
No
|
Nama Produk
|
Harga
|
1
|
Mie Ayam Original
|
Rp
9,000
|
2
|
Mie Bakso Ayam
|
Rp
12,000
|
3
|
Mie Bakso Tahu
|
Rp
10,000
|
4
|
Mie Ayam Bakso Tahu
|
Rp
15,000
|
5
|
Mie Ayam Bakso Telur
|
Rp
15,000
|
6
|
Mie Bakso Telur
|
Rp
10,000
|
7
|
Mie Ayam Bakso Komplit
|
Rp
17,000
|
Penentuan harga
ini nantinya akan mengikuti tingkat inflasi yang ada, artinya pada tahun-tahun
yang akan datang mungkin akan ada penyesuaian harga apabila dirasa hal itu
diperlukan.
c.
Tempat
(Place)
Usaha bakso Mas
Heru merupakan usaha yang melakukan penjualan langsung pada konsumen.
Berdasarkan hal tersebut pemilihan lokasi usaha akan sangat menentukan pada
penjualan secara langsung. Lokasi penjualan yang dimiliki oleh bakso Mas Heru berada
di jln. Iskandar Muda kp. Jawa Lama kota Lhokseumawe. Lokasi tersebut berada di
tepi jalan raya yang ramai, lokasi tersebut dekat dengan kantor BPJS, Stikes
Darussalam, hotel Vina Vira, dan kantor-kantor lainnya. Berdasarkan keterangan
diatas dapat dikatakan lokasi ini merupakan lokasi yang cukup strategis.
d.
Promosi
(Promotion)
Pada umumnya
promosi dilakukan untuk memperkenalkan suatu produk kepada konsumen dan untuk
meningkatkan penjualan dari suatu produk. Promosi pada usaha ini melalui mulut
ke mulut.
8.
Aspek
Finansial
Kelayakan
finansial usaha bakso Mas Heru perlu dianalisis karena dari analisis financial
diperoleh informasi mengenai aliran kas dan kelayakan usaha.
a.
Inflow
(Aliran Kas Masuk)
Inflow adalah
aliran kas masuk bagi suatu usaha. Arus penerimaan dari usaha Mas Heru berasal
dari penjualan olahan bakso.
a) Rencana
Penerimaan dari Penjualan
Penerimaan
merupakan semua bentuk pendapatan yang diperoleh perusahaan yang berupa kas
masuk selama berjalannya usaha atau proyek. Penerimaan yang didapat oleh bakso
Mas heru berasal dari penjualan produk-produknya. Jumlah pendapatan tersebut
merupakan pendapatan tahunan dengan peningkatan jumlah penjualan setiap
tahunnya.
Penerimaan Usaha
Bakso Mas Heru (Rp/Tahun)
Penerimaan
|
||
Tahun
|
Bakso (Rp)
|
Penerimaan Lainnya
|
2005
|
40.851.750
|
91.714.000
|
2006
|
42.496.750
|
117.035.875
|
2007
|
46.509.375
|
119.479.875
|
2008
|
53.277.375
|
248.201.125
|
2009
|
55.721.375
|
266.061.125
|
2010
|
37.500.000
|
385.581.000
|
2011
|
63.758.500
|
204.696.750
|
2012
|
44.180.000
|
358.469.000
|
2013
|
73.225.000
|
376.571.000
|
2014
|
97.740.000
|
458.225.000
|
2015
|
106.255.250
|
676.481.583
|
b.
Outflow
(Aliran Kas Keluar)
Komponen outflow
pada usaha bakso Mas Heru terdiri dari 2 komponen biaya, yaitu biaya investasi
dan biaya operasional.
1. Biaya
Investasi
Biaya investai
adalah biaya yang dikeluarkan untuk peralatan atau modal yang berhubungan
dengan pembangunan maupun pengembangan fisik dan kapasitas produksi yang
kegunaan atau manfaatnya bias berlangsung satu tahun atau lebih. Rincian biaya
investasi ini dapat dilihat pada table berikut.
No
|
Jenis Investasi
|
Jumlah
|
Harga (Rp)
|
Nilai (Rp)
|
|
A
|
Bangunan
|
||||
1
|
Sewa tempat
|
1
|
7.500.000
|
7.500.000
|
|
B
|
Alat dan perlengkapan
|
||||
1
|
Meja
|
2
|
450.000
|
900.000
|
|
2
|
Kursi
|
12
|
25000
|
300.000
|
|
3
|
Lemari pendingin
|
1
|
1.500.000
|
1.500.000
|
|
4
|
Kompor
|
2
|
450.000
|
900.000
|
|
5
|
Tabung gas
|
2
|
25.000
|
50.000
|
|
6
|
Panci besar
|
2
|
30.000
|
60,000
|
|
7
|
Wajan besar
|
2
|
30.000
|
60,000
|
|
8
|
Saringan
|
2
|
10.000
|
20,000
|
|
9
|
Pisau
|
3
|
20.000
|
60,000
|
|
10
|
Kotak tempat mie
|
4
|
15.000
|
60,000
|
|
11
|
Mangkuk
|
3
|
45.000
|
135.000
|
|
12
|
Sendok
|
4
|
15.000
|
60.000
|
|
13
|
Garpu
|
2
|
15.000
|
30.000
|
|
14
|
Tempat saus
|
4
|
8.000
|
32.000
|
|
15
|
Tempat tissue
|
4
|
12.000
|
48.000
|
|
Total
|
79.215.000
|
2. Biaya
Variabel
Biaya variabel
adalah biaya yang harus dikeluarkan seiring dengan bertambah atau bekurangnya
suatu produksi dan akan mengalami perubahan jika volume produksi berubah.
Komponen biaya variabel usaha pengolahan bakso Mas Heru adalah bahan baku
utama, bahan penolong, biaya administrasi, dan biaya transportasi.
9.
Analisis
Kriteria Investasi
Analisis
kriteria investasi bertujuan untuk menentukan kelayakan suatu usaha bila
dilihat dari aspek keuangan. Kelayakan usaha bakso Mas Heru dapat dilihat dari
lima analisis kriteria investasi, yaitu Net Present Value (NPV), Internal Rate
of Return (IRR), Net Benefit-Cost Ratio (Net B/C), Break Event Point (BEP), dan
Payback Period (PBP). Nilai hasil analisis kriteria investasi dapat dilihat
pada table berikut.
Kriteria Investasi
|
Nilai
|
Net Present Value
(NPV)
|
Rp 93.879.397
|
Internal Rate of Return
(IRR)
|
68%
|
Net Benefit-Cost Ratio
(Net B/C)
|
2,83
|
Break Event Point
(BEP) thn pertama
|
Rp 86.408.629
|
Payback Period (PBP)
|
1,45 tahun
|
KESIMPULAN DAN SARAN
1.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil
analisis pada penelitian evaluasi usaha bakso Mas Heru yang berlokasi di Jln.
Iskandar Muda Kp. Jawa Lama kota Lhokseumawe dapat disimpulkan sebagai berikut:
a. Berdasarkan
analisis aspek non finansial yang terdiri dari aspek pasar dan strategi bauran
pemasaran bauran pemasaran menunjukkan usaha bakso Mas Heru layak untuk
dijalankan, begitu pula dengan aspek-aspek yang lain menunjukkan usaha ini
layak untuk dilakukan. Sedamgkan dalam aspek hukum, usaha ini terdapat resiko
karena belum memiliki surat izin usaha yang dibutuhkan oleh UMKM.
b. Berdasarkan
hasil analisis aspek finansial , kriteria investasi usaha bakso Mas Heru layak
dijalankan dengan NPV sebesar Rp 93.879.397, IRR sebesar 68%, Net B/C sebesar
2,83, BEP sebesar Rp 86.408.629, dan PBP sebesar Rp 86.408.629.
2.
Saran
Usaha ini harus
meningkatkan strategi promosinya dengan melakukan promosi-promosi yang menarik
dan melakukan penyesuaian harga agar mendapatkan hasil yang lebih baik. Usaha
ini harus segera mengurus surat izin usaha untuk mengurangi resiko dalam
usahanya. Uasaha ini harus memiliki struktur manajerial dalam pembagian
tanggung jawab yang baik.
No comments:
Post a Comment